Bangsa yang Kehilangan Gelar
"Sopan Santun"
Jangan
salahkan Globalisasi yang datang dengan cepat kemudian menggerus jati diri
bangsa. Jangan salahkan pula demokrasi yang memberikan banyak kebebasan pada
setiap orang. Orang jadi berhak ini, berhak itu dan diperbolehkan ini, dan
diperbolehkan itu. Zaman Globalisasi yang membebaskan berdemokrasi telah banyak
mengubah jati diri bangsa.
Ketika saya masih kecil, sewaktu di
sekolah saya diajarkan bahwa salah satu
julukan dari negara kita adalah Negara yang santun dan berbudi luhur. Bukan
hanya sekadar omong kosong, tetapi ini kenyataan. Pasalnya, setiap
wisatawan asing yang datang ke Indonesia
selalu memberikan kesan bahwa Negara kita adalah Negara yang santun dan berbudi
luhur, penuh keramah tamahan dan sangat dihargai bangsa asing. Pertanyaanya
masihkah kita menjadi Negara yang santun dan dihargai oleh bangsa asing?
Sekarang kita analisis untuk
menjawab pertanyaan diatas. Pada masa orde lama ataupun orde baru, bangsa kita
masih dikenal sebagai bangsa yang penuh sopan dan santun. Penuh dengan keramah
tamahan, bukan hanya pada wisatawan asing, tetapi juga pada sesama warga. Kala itu bangsa kita identik sebagai bangsa
yang ramah dan santun. Tetapi saat ini, seolah-olah semua gelar kebaikan yang
diberikan kepada Negara kita seolah-olah
terkikis hilang dan tak berbekas.
Pada masa orde baru merupakan awal
dimana globalisasi mulai tumbuh di negar kita. Hal-hal baru mulai masuk ke
dalam negar kita, pembangunan dari segala sektor membawa banyak perubahan pada
Negara kita. Setiap perubahan yang terjadi akibat globalisasi dan pembangunan
berdampak pada dua sisi, sisi positif dan sisi negatif.
Kalau kita lihat di era orde baru,
pertumbuhan yang pesat memang banyak merubah karakter bangsa. Akan tetapi, pada
masa ini pemerintah sangan ketat dalam segala hal, menjadikan Negara kita masih
dalam level aman, artinya kesantunan Negara kita masih dalam level aman.
Terbukti julukan Negara yang santun dan ramah masih melekat pada Negara kita.
Peran pemerintah dalam menjaga jati diri bangsa sebagai Negara yang santun dan
ramah memang sangat penting.
Sekarang kita lihat di era reformasi
dan demokrasi. Pada saat jatuhnya rezim orde baru semua orang menginginkan
reformasi, yaitu era perubahan. Perubahan dari setiap kekangan yang dilakukan
pada masa orde baru dirombak melalui perubahan. Jika saya bisa definisikan
seperti ini, kita sudah lama terpenjara dengan banyak aturan oleh rezim orde
baru. Orde baru tidak banyak memberikan kebebasan pada setiap masyarakat untuk
melakukan hal yang diinginkannya. Orde baru tumbang, berarti kebebasan telah
datang. Bebas melakukan perubahan yang tidak pernah bisa dilakukan di masa orde
baru. Merdeka untuk kedua kalinya, merdeka dari pikiran dan hasrat berkreasi
dan kreativitas, dan dampaknya adalah banyak norma-norma yang diabakan dan
dilanggar demi suatu kebebasan. Salah satu dampaknya adalah hilangnya sikap dan
sifat menghargai antarsesama, nilai sosial terabaikan demi kepuasan mencapai
suatu perubahan dan kebebasan.
No comments:
Post a Comment